Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Modifikasi Cuaca Hingga Besok, BPBD Jateng: Ada Dampaknya, Banjir di Semarang Tak Sampai Parah

×

Modifikasi Cuaca Hingga Besok, BPBD Jateng: Ada Dampaknya, Banjir di Semarang Tak Sampai Parah

Sebarkan artikel ini
Garam Operasi Modifikasi Cuaca
Petugas tengah menata karung berisi NaCL (garam) yang digunakan untuk operasi modifikasi cuaca di Bandara Semarang, Kamis, 19 Desember 2024. (ant)

BACA JUGA: Kondisi Cuaca Cenderung Ekstrem, ini Imbauan BPBD Kabupaten Semarang

“Kaya Jakarta, dari kemarin jelas-jelas banjir. Jabar, Jatim, juga sama. Hampir semua dilakukan, hanya saja ketersediaan permintaan melakukan itu bisa cepat. Komunikasi juga sudah dilakukan di awal, untuk antisipasi itu ya dari mulai kemarin sudah OMC,” papar Bergas.

Pada Jumat, 31 Januari 2025 menjadi hari terakhir Jawa Tengah melakukan OMC. Jika cukup aman, kata Bergas, maka OMC tak akan berlanjut. Pihaknya akan terus memantau perkembangan.

“Teknis OMC itu BNPB lakukan atas permintaan kita ke Kepala BNPB RI, dari Gubernur mohon ke pusat untuk melakukan OMC. Itu tidak hanya BNPB lakukan sendiri, ada BMKG dan BRIN yang terlibatkan,” tegas dia.

Sebut OMC efektif, Bergas jelaskan modifikasi cuaca tak bisa berlangsung pada kondisi berikut

Menanggapi soal efektivitas, Bergas mengaku Operasi Modifikasi Cuaca amat efektif. Sebab, OMC bukan kali pertama terlaksana di Jawa Tengah. Hanya saja, Bergas menjelaskan OMC bisa berlangsung jika awan itu berada di laut.

“Kalau gumpalan awan seperti tanggal 20 lalu, masuknya dari Samudera Hindia, dia masuk di tengah-tengah, masuknya ke daratan Jawa Barat. Tidak masuk melalui laut. OMC pun percuma,” bebernya.

Beda halnya jika pergerakan awan terjadi di daratan Jawa Barat, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem Robohkan Menara Masjid di Ungaran Semarang, Tak Ada Korban Jiwa

“Kalau bergerak di daratan Jabar, Jateng, ga mungkin di OMC, seandainya di OMC pasti gagal, karena dia akan turun di daratan, justru malah berisiko, ada kajian analisisnya,” tuturnya.

“Memang yang bisa berlangsung adalah di laut, bukan di darat. Kalau di darat harus ada pertimbangan hujan itu akan jatuh di mana, karena kalau jatuhnya di tempat aman, misal di hulu, lalu hilirnya bagaimana? Kan tetap kena, di Pulau Jawa kan sungainya cukup panjang tanggul sifatnya tanah, kita gak tahu kalau jebol gimana,” tandasnya. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan