Padahal untuk melaksanakan operasional pelayanan tiap bulannya butuh biaya sekitar Rp 350 juta. “Kami punya 24-25 bus yang butuh BBM, termasuk untuk memenuhi hak para driver, karyawan admin, mekanik dan kebersihan yang bekerja,” ungkapnya.
Kondisi ini sehingga membuat pelayanan, terutama koridor 4 makin berat. Padahal pihaknya dituntut untuk melakukan pelayanan transportasi massal secara optimal.
“Dengan berat hati, mulai Mei, operasional terhenti. Dan akan berimbas pada 68 orang karyawan yang bekerja di perusahaan,” katanya. (Ak/El)