Menurutnya, orang-orang Meksiko masih mempercayai legenda itu. “Inilah yang menginspirasi saya dalam menciptakan dan membawakan tarian ini,” jelasnya dalam bahasa Indonesia yang cukup fasih.
Yuliana juga menyampaikan, dalam tarian ini ia juga mengolaborasikan dengan beberapa gerakan pada tarian Butoh. Yakni, tarian kontemporer Jepang untuk mengembangkan gerakan-gerakannya.
BACA JUGA: Tarik Wisatawan Mancanegara, Festival Rawapening 2025 Bakal Tampilkan Pegiat Seni Lintas Benua
Sebab, pada dasarnya ia memang sangat tertarik dengan budaya Asia. Sehingga, ia pernah belajar budaya India, Jepang, dan negara lainnya. Termasuk budaya Indonesia yang ia sebut sangat kaya dan beragam. Bahkan, saat ini ia juga tengah belajar budaya dan tarian tradisional Jawa.
“Tetapi saya mencoba juga membangun gaya seni sesuai dengan karakter diri serta perasaan saya sendiri,” tandas Yuliana Mar.
Sementara itu, pada pagelaran seni “Saundarya Rawa Pening” ini juga tampil seniman lainnya. Mereka antara lain: Rodrigo Parejo dari Spanyol, Rianto Lengger dari Banyumas (Indonesia), Yuliana Mar (Meksiko) serta Martina Fiertag (Jerman). (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi