HeadlineJatengNews Update

Pameran Foto & Arsip Moch Ichsan Walikota Semarang Pertama Bertajuk ‘Ode untuk Ayah’

×

Pameran Foto & Arsip Moch Ichsan Walikota Semarang Pertama Bertajuk ‘Ode untuk Ayah’

Sebarkan artikel ini
Plt Walikota Semarang Hevearita G. Rahayu dan Firman Putra Kedua Moch Ichsan Melihat Pameran Foto dan Arsip 'Ode untuk Ayah'. /Foto: Ellya.

Kala itu, kedatangan pasukan Sekutu (Inggris) untuk melucuti senjata balatentara Jepang yang kalah perang telah disusupi pasukan NICA yang berambisi re-kolonialisasi Indonesia membuat rakyat Indonesia murka dan mulai mengadakan perlawanan sengit.

Mereka mendarat di tiga pelabuhan penting Indonesia yakni di Tanjung Mas Semarang, Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya. Hingga menimbulkan berbagai teror, di Semarang pecah pertempuran lima hari Semarang dan merembet menjadi peristiwa Palagan Ambarawa. Kondisi ini menyebabkan pemerintah RI hijrah ke Yogyakarta sejak Januari 1946 hingga 27 Desember 1949.

Menurut Firman, kisah yang menarik dan kerap diceritakan kepadanya yaitu mengenai Kota Semarang yang telah mengubah jalan hidup ayahnya.

Walau masa jabatannya tidak berlangsung lama, namun Ichsan merasa Kota Semarang telah membuatnya terlahir kembali (sebagai orang Indonesia). la pun mengagumi Rakyat Semarang yang menolak mendapatkan jatah beras Inggris dan ingin merasakan beras Republik.

“Cerita para pemuda dan pemudi (yang menjadi kurir) dari Front Barat Semarang yang gagah berani, diucapkan dengan nada kekaguman. Serta kepercayaan yang diberikan para pemimpin Republik untuk memimpin kota yang dicintainya,” ungkap Firman.

Kini Ichsan telah berpulang 31 tahun silam, Firman dan Adi pun merasa perlu untuk menyumbangkan dokumen-dokumen yang disimpan almarhum semasa Revolusi kepada negara.

Arsip penting keluarga itu dijadwalkan diserahkan pada tanggal 10 Desember 2022 kepada Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang. Walau ia tidak pernah menganggap dirinya pahlawan, melainkan hanya pelaku zaman. Namun, bagi putra-putra dan keturunannya, tentulah ia seorang besar. Sepatutnyalah semua keturunan ini menghaturkan rasa terima kasih kepada mereka yang pernah berjuang untuk terbentuknya bangsa. Karenanya persembahan pada sang ayah, dihaturkan dalam bentuk cerita apa yang ditekuninya: fotografi dan dokumentasi.

Dengan adanya pameran ini, Firman berharap semoga bangsa Indonesia selalu Ingat untuk tidak sekedar mengenang, melainkan juga memahami pemikiran-pemikiran mereka yang memperjuangkan kemerdekaan. Seperti halnya yang sering diucapkan Ichsan kepada Firman, “Banyak orang-orang dikenang, tetapi ‘pemikiran-pemikirannya’ selalu dilupakan,” ujar Firman. (Ak/El)

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan