SEMARANG, beritajateng.tv – Belakangan ini, warga Kota Semarang mengeluhkan suhu udara yang terasa menyengat hingga 36 derajat Celsius. Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan kondisi tersebut bukan anomali, melainkan hal yang wajar terjadi menjelang peralihan musim.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Farita Rachmawati, menjelaskan, suhu panas yang terjadi saat ini terpengaruhi oleh pergerakan semu matahari yang tengah melintas di sekitar garis khatulistiwa.
“Penyebab suhu udara panas di wilayah Semarang itu adanya gerakan matahari ya. Pada September ini posisinya tepat di garis khatulistiwa bergerak menuju selatan, sehingga Jawa Tengah yang berada di selatan ikut terdampak,” ujar Farita saat beritajateng.tv hubungi melalui WhatsApp Call, Jumat, 26 September 2025 sore.
Menurut catatan BMKG, periode suhu terpanas di Jawa Tengah umumnya berlangsung pada September hingga Oktober. Bahkan, kata Farida, suhu maksimum di Jawa Tengah pernah menembus 39,5 derajat Celsius pada Oktober dalam rentang waktu 1991–2020.
Farita menyebut, kondisi serupa bisa saja terulang tahun ini meski awal musim penghujan sudah mendekat.
“Prediksi awal musim hujan untuk Kota Semarang dan sekitarnya akan terjadi pada dasarian pertama atau 10 hari pertama Oktober. Namun, suhu panas masih bisa berlangsung bersamaan karena dipengaruhi pergerakan semu matahari,” sambung dia.
BMKG prediksi Kota Semarang cerah berawan 27-29 September 2025, Farita sebut Jateng selatan potensi hujan
Meski panas terasa menyengat pada siang hari, BMKG memprediksi kondisi cuaca di Kota Semarang dalam tiga hari ke depan, 27–29 September 2025, cenderung cerah berawan. Kendati begitu, tetap ada kemungkinan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
“Untuk wilayah Kota Semarang cuacanya cukup baik, dominan cerah berawan. Hanya ada potensi hujan ringan, dengan kemungkinan intensitas sedang,” jelas Farita.