Patung setinggi sekira sembilan meter tersebut, beber, Ali, berbeda dengan patung-patung lain di Kota Semarang.
Pihaknya berkoordinasi dengan pihak pencipta patung Tari Semarangan yakni seniman dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) untuk membuat patung yang bisa menari.
Nantinya, patung tersebut bisa berputar seperti layaknya penari. “Nanti, patungnya bisa berputar. Kami pakai mesin otomatis,” ucapnya.
Ali menambahkan, anggaran pembuatan patung penari semarangan tersebut menggunakan anggaran swakelola.
Sementara ini, sudah menelan anggaran Rp 500 juta. Diperkirakan, akan menelan anggaran hampir Rp 1 miliar karena bakal dilengkapi dengan selendang dan lain-lain.
Di samping itu, Disperkim juga melakukan penataan sekitar patung agar menjadi ruang terbuka hijau yang estetik.
“Nanti, perawatannya juga lebih ekstra karena pakai mesin, terutama listriknya harus baik,” imbuhnya. (*)
Editor : Elly Amaliyah