SEMARANG, beritajateng.tv – Partai Demokrat merespons isu “partai cokelat” alias parcok yang ramai disebut turut berperan dalam kemenangan pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen, dalam Pilgub Jawa Tengah 2024.
Kepala Badan Komunikasi Strategis dan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, pun angkat bicara. Herzaky mengaku kebingungan mengapa parcok alias polisi dianggap berperan dalam kemenangan Luthfi-Yasin di Jawa Tengah.
Hal itu ia ungkap saat dijumpai di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, usai mendampingi Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melepas transmigran asal Jawa Tengah, belum lama ini.
“Itu agak bingung juga dengan yang menggaungkan [isu parcok] itu. Silahkan warga masyarakat yang menilai,” ujar Herzaky.
Dalam konteks itu, Herzaky menyinggung pemerintahan zaman Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang melarang keterlibatan aparat seperti Polri maupun TNI terlibat dalam kontestasi politik.
“Hari ini kalau kami misalnya Demokrat waktu era Pak SBY jelas-jelas menegaskan bahwa apa yang namanya polisi, tentara, itu harus di luar kontestasi politik. Di era Pak Jokowi silahkan, kami tidak di dalam. Yang pasti kami berkomitmen bahwa kami tidak pernah menggunakan kekuasaan tadi untuk kepentingan kelompok,” tegas dia.
Isu Partai Cokelat di Pilgub Jawa Tengah 2024
Sebelumnya, isu parcok terlibat dalam Pilgub Jawa Tengah 2024 diungkap dalam konferensi pers oleh Ketua DPP PDIP bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional, Ronny Talapessy. Ia mengungkap bahwa pihaknya telah mengantongi bukti keterlibatan aparat kepolisian dalam pelaksanaan Pilkada 2024.