SEMARANG, 3/8 (BeritaJateng.tv) – Pemerintah selayaknya melakukan sinkronisasi data jumlah angka penderita Covid-19 di tingkat kota dan provinsi. Ketidaksinkronan data menyebabkan keputusan pemerintah pusat ‘justru merugikan’ laju perekonomian di Kota Semarang.
Alhasil karena masih ditetapkan dalam level 4 PPKM, di Semarang hingga saat ini masih belum memperbolehkan beberapa sektor ekonomi khususnya di bidang pariwisata untuk beroperasi.
“Ini ada perbedaan yang sangat signifikan. Data di DKK Kota Semarang misal di hari ini jumlah pasien terpapar sudah turun di angka 1.051, sementara data di Pemprov masih 2.310. Beberapa hari sebelumnya masih ada selisih hingga 5 ribuan. Ini jelas mempengaruhi pemerintah pusat dalam mengambil keputusan,” terang gus Wahid, Koordinator Pegiat Wisata Kota Semarang.
Alhasil dengan data yang disampaikan Pemprov Jateng ke pusat, lahirlah keputusan bahwa PPKM di Kota Semarang masih di level 4. Namun dengan melihat fakta dan adanya selisih data, selayaknya level PPKM di Kota Semarang bisa turun lebih baik.
Dengan berada di level 4 itu pula, seluruh sektor ekonomi masih cukup lumpuh karena masih banyak pembatasan. Berbeda halnya jika berada di bawah level 4, tentu pembatasan yang dilakukan jauh lebih longgar dan ekonomi bergulir semakin baik.
“Mohon kiranya pihak-pihak terkait dapat lebih sinkron dalam memasukkan data. Masyarakat yang terkena imbasnya jika terus salah dalam input data, apalagi selisihnya sampai ribuan. Pemerintah yang salah, namun masyarakat yang menanggung akibatnya. Kami ini sudah jatuh tertimpa tangga, kerubuhan rumahnya juga,” keluhnya sembari berkelakar.