Duh! Data Vaksin Kacau, Data Beda Daerah dan Pusat

Grobogan, 4/8 (beritajateng.tv) – sejumlah bupati / walikota di Jawa Tengah telah memprotes di pemerintah pusat mengenai ketersediaan vaksin. Karena, data vaksinasi antara pemerintah pusat dan daerah itu tidak sama.

Banyak daerah di Jawa Tengah kehabisan stok vaksin. Tetapi data yang dimiliki oleh pemerintah pusat melalui aplikasi senyum menunjukkan area masih memiliki cukup stok vaksin. Rupanya, data dalam aplikasi senyum tidak cocok seperti di lapangan.

Tidak ingin menyeret, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo segera melompat ke ladang. Selasa (3/8) Ganjar berangkat ke Grobogan untuk melihat kondisi di sana. Karena sebelumnya, Bupati Grobogan selalu meminta vaksin tambahan. Tetapi dalam data senyum dari pemerintah pusat, stok vaksin di Grobogan masih banyak sehingga tidak dikirim.

Saat memeriksa vaksinasi di desa Wolo, Ganjar menemukan titik masalahnya. Rupanya, setiap acara vaksinasi, semua data dimasukkan langsung melalui aplikasi PCARY. Hanya setelah itu, data dimasukkan melalui aplikasi senyum.

“Lha mengapa tidak tersenyum Pak, benar bahwa pusat melihatnya menggunakannya,” tanya Ganjar kepada petugas.

Kepala Kantor Kesehatan Grobogan, Slamet Widodo menjelaskan bahwa data yang dimasukkan ke aplikasi senyum memakan waktu lama. Data baru dimasukkan setelah rekap aplikasi PCARY.

“Butuh waktu lama, Pak, kami setiap hari jika vaksinasi langsung memasukkan ke aplikasi pcare,” jelasnya.

Dari sana Ganjar menemukan titik masalah. Bahwa sebenarnya ada ketidakcocokan data antara pemerintah pusat dan wilayah. Pemerintah pusat melihat banyak saham, karena data yang dimasukkan ke aplikasi senyum tidak sempurna.

“Aku hanya ingin meluruskannya, karena
Kemarin ketika saya menyampaikannya ke pusat, hampir semua kabupaten memprotes. Jika kita banyak menyuntikkan, dan naik, bagaimana datangnya data seolah-olah kita masih disimpan. Ini adalah Mrs. Bupati Grobogan juga mengeluh, jadi saya segera memeriksa, “katanya.

Ternyata dia melanjutkan, ada dua sistem yang perlu dikoreksi. PCare pertama, aplikasi yang digunakan untuk menyimpan data setelah orang divaksinasi. Setiap orang datang, vaksin langsung input.

“Ini (pcare) sebenarnya adalah data yang paling nyata. Sementara pusat menggunakan referensi data dari aplikasi senyum. Ternyata butuh waktu lama untuk mengisi ke dalam aplikasi senyum, mulai disuntikkan, ditempiskan dalam aplikasi PCARY, baru saja Dilaporkan. Ini jika tidak dimasukkan dalam senyum sehingga dibaca dan dianggap banyak saham, “jelasnya.

Untuk mengantisipasi ini, Ganjar mengusulkan agar ada integrasi data. Ganjar meminta pemerintah pusat untuk juga melihat proses vaksinasi dalam aplikasi pcare.

“Karena itu lebih realtime. Kami akan mengevaluasi Dinkes dan kami akan melamar. Kebetulan, Menteri Kesehatan Pak disebut, jadi kami mengumumkan,” katanya.

Ganjar berharap bahwa di masa depan tidak ada keributan tentang perbedaan data. Apa yang perlu diributkan pada saat ini adalah seberapa cepat warga divaksinasi.

“Biarkan energi tidak dibuang untuk perdebatan yang tidak penting lagi, karena kita dapat memperbaikinya,” pungkasnya. (AK / EL)

Tinggalkan Balasan