Selain itu, gaya berbusana anak muda di Pekojan ikut membentuk identitas. “Banyak yang stylish, kayak lagi fashion show. Jam tujuh malam biasanya spot kopi di sini sudah dipenuhi anak-anak skena dengan outfit gokil. Jadi seru banget vibes-nya,” tambah Oca.
Mereka mengaku, sebelum ada Pekojan, sering berpindah tongkrongan ke Pahlawan atau Gajah Mada. Namun, suasana baru yang lebih santai membuat mereka betah kembali lagi ke sini.
Daya Tarik Buat Pengunjung Baru
Najwa, pengunjung yang baru kedua kalinya datang, mengaku penasaran setelah sering melihat Pekojan berseliweran di TikTok.
“Awalnya tahu dari sosmed, viral banget. Tempatnya rame, harganya terjangkau, dan suasananya beda dari kafe. Di sini bisa lihat orang lewat, kendaraan melintas, tapi tetap asik buat ngobrol sama teman,” ungkapnya.
Meski demikian, Najwa menyebut ada sedikit catatan. “Kalau malam sekarang jadi padat banget, kendaraan lalu-lalang kadang bikin pejalan kaki terganggu. Tapi justru itu yang bikin atmosfernya unik, kayak nongkrong di tengah hiruk pikuk kota,” jelasnya.
BACA JUGA: Tren Ngopi Skena Antara Lifestyle, Segmen, dan Tips Hemat ala Larka Riyanto
Kini, setiap malam mulai pukul 19.00 hingga tengah malam, Pekojan selalu dipenuhi tawa anak muda, denting gelas kopi, hingga obrolan ringan di trotoar. Weekend menjadi puncaknya-ramai hingga larut malam.
Dengan identitas baru sebagai pusat nongkrong anak skena, Pekojan kini masuk dalam daftar destinasi malam populer di Semarang, menyaingi kawasan lama seperti Gajah Mada, Simpang Lima, hingga Kota Lama. (*)
Editor: Farah Nazila