“Berdasarkan penelitian di Amerika, 82 % yang menyumbang keberhasilan seusia anak muda adalah soft skill, jaringan, kemampuan berkomunikasi. Saya melihat anak muda saat bawa motor berpacaran, hamil di luar nikah. Kemudian, narkoba, penggunaan gadget yang tidak terkontrol akhirnya mereka tidak produktif. Akhirnya pengangguran hari ini meningkat,” jelas Selamet.
Tanggapan pihak lain terhadap Nasional Indonesia Youth Movement
Sementara itu, Ketua IPPNU Kabupaten Blora, Novita, mengaku ini baru pertama kali kolaborasi dengan Wimnus, dan ternyata antusiasmenya luar biasa.
Menurutnya untuk seminar tingkat Blora, dengan jumlah peserta mencapai 1000 ini sangat istimewa.
“Harapannya dengan mereka mengikuti acara ini, mindset anak-anak muda di Blora bisa berubah, menjadi wirausaha. Dan jika lulus SLTA bisa menjadi pilihan mereka, mau berwirausaha atau melanjutkan pendidikan lebih tinggi untuk meraih peluang yang lebih besar,” ujarnya.
Di sisi lain, Himawan dari Kementerian Agama Blora, sangat berterima kasih dan mendukung acara Nasional Indonesia Youth Movement. Hal tersebut karena di pondok pesantren juga mendapat ilmu kewirausahaan.
“Nantinya lulusan pondok pesantren selain mendapat ilmu tentang akhlak dan agama, mereka bisa bersaing di dunia kerja maupun di masyarakat,” ujar Himawan.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Budi Sudiarso, sekretaris PD Muhammadiyah Blora. Ia melihat bahwa acara Nasional Indonesia Youth Movement sejalan dengan program Muhamadiyah yang menggalakkan bidang ekonomi, termasuk wirausaha.
“Apalagi ini menggandeng sekolah-sekolah terutama di Dikdasmen ini. Anak-anak SMK/SMA ini sangat perlu sekali mendapat pembekalan tentang kewirausahaan, karena anak anak jaman Z ini berbeda dengan dulu,” tuturnya
Meskipun pertemuannya hanya lima tahun sekali, nantinya akan berlanjut dengan berbagai forum diskusi melalui online. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.