Kepala Balai Pelatihan Koperasi dan UKM Dinas Koperasi dan UKM Jateng Hatta Hatnansya Yunus mengakui pandemi telah mengubah cara pikir. Dia mengatakan, saat awal pandemi melanda, pemerintah mulai menginventarisasi permasalahan guna mencari formulasi untuk penanganannya. Dari sekian ratus usaha kecil menengah, sektor terdampak adalah makanan dan minuman, baru permasalahan selanjutnya terkait pembiayaan dan bahan baku.
Dari permasalahan itu masih dirumuskan lagi ternyata ada empat kategori. Pertama UKM tidak bisa produksi dan tidak bisa memasarkan. Kedua bisa produksi namun tidak bisa memasarkan. Ketiga bisa memasarkan tapi tidak bisa memroduksi. Keempat, bisa produksi dan memasarkan.
“Bagi permasalahan yang tidak bisa memasarkan maka harus melek digital. Tidak bisa produksi kita carikan link UKM yang bisa produksi untuk membantu,” katanya.
Dosen Fakultas Ekonomi Unisri Suparno menyebutkan kata yang tepat adalah memaksa untuk melek digital. Ada transformasi digital. Perlu ada literasi digital. “Mau selamat ya harus segera beradaptasi dengan digital,” katanya. (*)
editor: ricky fitriyanto