“Saya shock, walau kenal beberapa saat. Dia ini adalah aset dan putra dari orangnya, sampai meninggal begitu rasanya ngenes,” lanjutnya.
Terkait potensi adanya program latihan yang terlalu berat saat bulan Ramadan, Roy enggan bicara banyak. Sebagai sesama pelatih, Roy menilai bahwa program latihan semestinya telah kedua belah pihak sepakati, yakni atlet dan pelatih.
BACA JUGA: PON 2024: Sumut Menang Meski Salah Gerakan, Taekwondo Jateng Layangkan Protes Keras
Selain itu, lanjut Roy, kondisi masing-masing atlet bisa berbeda di setiap sesi latihan. Oleh karenanya, penting untuk menjalin hubungan harmonis antara atlet dan pelatih.
“Kita harus melihat dari dua sisi. Sisi pelatih harusnya care, peduli terhadap kondisi atlet, dan sisi atlet juga harus terbuka dengan kondisinya. Ada toleransi lebih saat puasa,” tandasnya.
Sebelumnya, laman instagram Disporapar Jawa Tengah membagikan kabar duka. Atlet taekwondo dari PPLOP Jawa Tengah, Agil Tri Nugroho, meninggal saat latihan pada Rabu, 5 Maret 2025.
“Keluarga besar Disporapar Jateng mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Agil Tri Nugroho (Atlet PPLOP Jateng). Semoga amal ibadahnya diterima di sisinya, keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan iman dan ketabahan, Amiin,” tulis akun Disporapar Jawa Tengah, Kamis, 6 Maret 2025. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi
Respon (1)