Mereka datang dengan berbagai pengalaman. Bermain di luar negeri berarti mereka sudah terbiasa menghadapi kompetisi yang lebih ketat, kecepatan permainan yang tinggi, serta tekanan yang luar biasa. Bagi Timnas U22, kedatangan mereka dapat memperkuat kedalaman tim sekaligus menciptakan kombinasi kualitas antara pemain lokal dan internasional.
Pemain yang berasal dari diaspora harus cepat menyesuaikan diri dengan gaya pelatih, rekan setim, dan atmosfer laga Timnas Indonesia. Mereka harus berkolaborasi dengan pemain lokal, memahami taktik, dan beroperasi dalam sistem yang telah dibentuk untuk Timnas U22.
BACA JUGA: Waktu Mepet, Kursi Pelatih Timnas Indonesia Masih Kosong Jelang FIFA Matchday November
Kehadiran para pemain diaspora dalam skuad, Timnas U22 menunjukkan keseriusan dan kesiapan untuk meningkatkan daya saingnya. Hal ini dapat menciptakan dampak positif. Pemain lokal terstimulus untuk meningkatkan standar permainan mereka, sementara pemain diaspora membawa pengalaman yang bermanfaat bagi rekan-rekan mereka.
Menjelang FIFA Matchday pada November 2025, skuad Timnas U22 menghadap momen penting dengan kombinasi pemain lokal dan diaspora yang semakin solid. Nama-nama seperti Ivar Jenner, Mauro Zijlstra, dan Adrian Wibowo sudah menjadi bagian dari pembahasan. Jika pelatih mampu menyatukan semua elemen ini, maka Timnas U22 memiliki potensi untuk tampil lebih tangguh, lebih siap, dan lebih meyakinkan di pentas internasional. (*)











