“Pada intinya kami sudah berkoordinasi dengan kabupaten/kota agar destinasi pariwisata yang ada di Jawa Tengah benar-benar dipersiapkan dengan baik, karena otomatis dengan adanya libur Nataru ini wisatawan yang datang kemungkinan cukup besar jumlahnya,” jelasnya.
Masrofi menegaskan, aspek pertama yang harus pengelola jaga ialah keamanan di kawasan wisata. Selain itu, ia mengingatkan agar tidak ada praktik kenaikan harga tiket secara tidak wajar yang merugikan wisatawan.
Tak hanya itu, Masrofi juga menyoroti persoalan parkir liar dan premanisme yang kerap muncul di kawasan wisata saat musim liburan. Menurutnya, hal tersebut menjadi perhatian serius yang sudah pihaknya koordinasikan dengan aparat terkait.
“Yang perlu perhatikan, satu, keamanan; yang kedua tiket. Jangan sampai tiket wisata libur Nataru ini naik, jangan sampai ‘ngepruk’ wisatawan. Yang kedua adalah bagaimana menghilangkan parkir liar dan juga premanisme, ini yang kami imbau dan koordinasikan dengan kabupaten/kota, Polda, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan,” terangnya.
Lakukan pengecekan pada wisata risiko tinggi seperti jembatan kaca hingga flying fox
Selain ketertiban, Masrofi menekankan pentingnya memastikan keamanan wahana wisata, terutama yang memiliki risiko tinggi. Ia mencontohkan wahana seperti jembatan kaca, gantole, hingga flying fox yang harus pasti kelayakannya sebelum beroperasi.
“Contohnya jembatan kaca, itu betul-betul harus hitung kapasitasnya berapa, cek sudah berapa lama, dan lain sebagainya. Termasuk gantole, flying fox, ini harus persiapkan sebaik-baiknya,” kata dia.
Tak hanya itu, mitigasi bencana juga menjadi bagian penting dari kesiapan destinasi wisata selama libur Nataru, terutama di tengah musim hujan.
“Termasuk juga dengan BPBD untuk mitigasi bencana. Termasuk hujannya deras atau tidak di lokasi itu; kalau hujan berangin ya ada imbauan-imbauan tertentu,” pungkas Masrofi. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













