SEMARANG, beritajateng.tv – Pernikahan anjing ras alaskan malamute bernama Jojo dan Luna yang menggunakan adat Jawa mendapat banyak kecaman. Kedua pemilik anjing, Indira Ratnasari dan Valentina Chandra telah meminta maaf kepada publik.
Namun sayangnya, permintaan maaf itu tak bisa menyurutkan amarah masyarakat, khususnya kalangan budayawan Jawa. Dosen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Undip sekaligus pengamat budaya, Ken Widyatwati, memandang peristiwa tersebut dari dua sisi berbeda.
“Kalau dari orang Jawa kita lihat dari dua sisi. Kalau dari sisi budaya Jawa sendiri kan adatnya itu adiluhung, kan, ya. Artinya ada beberapa prosesi yang memang harus sesuai dengan pakem-pakemnya. Tidak boleh dilanggar,” ucap Ken Widyatwati kepada beritajateng.tv, Senin, 24 Juli 2023.
Dari kaca mata pecinta binatang, tentu pernikahan anjing ini menjadi hal yang berbeda. Ken Widyatwati menyebut, tak sedikit orang yang menganggap binatang peliharan bak anak sendiri. Sehingga, peristiwa pernikahan anjing yang merogoh kocek ratusan juta ini bisa saja terjadi.
“Kalau dilihat dari murni adat Jawa, ya, memang tidak diperbolehkan. Tetapi, kan, zaman kita saat ini sudah berkembang. Apalagi binatang sekarang sudah orang anggap kesayangan, ya, sebagai anak, istilahnya anabul atau anak bulu. Dari sudut pandang pecinta binatang mungkin beda lagi, ya. Karena mereka, kan, hanya sekedar mau lucu-lucuan misalnya,” terangnya.
BACA JUGA: Terungkap! Indira Ratnasari Bagian dari Tim Staftus Jokowi Sekaligus Pengoleksi Boneka Arwah
Pernikahan anjing hendaknya sesuaikan dengan gaya pernikahan binatang ala luar negeri
Pernikahan anjing atau dog wedding bukanlah hal asing di mancanegara. Besar kemungkinan, pemilik anjing alaskan malamute tersebut hendak meniru budaya asing.
Terlebih, dalam beberapa wawancara, kedua owner menyebut ingin memperkenalkan budaya Jawa kepada khalayak luas. Terkait hal itu, Widyatwati pun angkat bicara.