Sebanyak 13 ton beras, penyerapannya sebagai gerakan pengendalian pangan, mengendalikan inflasi. Misalnya untuk desa atau kelurahan yang gagal panen tinggi.
“Untuk gerakan pangan di desa atau kelurahan yang gagal panen tinggi, seperti di Kelurahan Bangkle kamarin. Terus dawuh pak Bupati kita salurkan untuk korban kebakaran pasa Ngawen, sama warga tidak mampu pada bulan Ramadan kemarin,” ujarnya.
Sedangkan untuk penyerahan gabah berasal dari gabah lokal, para petani yang ada di Blora sendiri.
“Kita punya Gapoktan yang bisa menyalurkan gabah petani Blora, terus kita beli gabah tersebut dari Gapoktan tersebut,” jelasnya.
Menurut Ngaliman, Pemkab Blora sengaja menyerap gabah lokal dari Blora agar tengkulak tidak mempermainkan harga gabah lokal petani Blora. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.