“Ini karena ada beberapa kewenangan yang berbeda sehingga harus terintegrasi,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, juga dibahas terkait pelayanan publik misalnya sekolah dan kesehatan. Menurut dia, banyak wilayah jauh dari sekolah sehingga perlu dilakukan penambahan sekolah terutama SMP.
Mbak Ita menjelaskan, pekerjaan rumah yang harus Pemkot lakukan adalah bagaimana bisa menyelesaikan program tahun yang ia canangkan tahun 2026 pada tahun ini.
“Syukur-syukur dari SMP ini bisa terintegrasi sampai SMA. Lalu juga ada penanganan limbah dan air minum yang melalui smart water management dan water smart city. Dengan tujuan kelayakan kita sebagai hunian bisa lebih tinggi,” pungkasnya.
Senada, Kepala Bappeda Kota Semarang, Budi Prakosa mengatakan, blueprint ini kaitannya dengan rencana 20 tahun kedepan.
“Otomatis kami harus menyiapkan dokumen-dokumen kebijakan semua sektor. Baik di bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur termasuk transportasi dan sumber daya air ini sedang kami siapkan,” ujar Budi.
Menurutnya, tahun 2024 ini fokus dari Bappeda yakni penyusunan dokumen terkait sumber daya air.
“Kan kita sudah punya naskah akademik, cuma dalam perkembangannya ada perubahan dinamika wilayah. Terlebih, komponen sumber daya air tidak hanya berkaitan dengan hidrologi. Tetapi juga ada potensi perusak karena bencana atau sumber daya,” sebut dia. (*)
Editor: Elly Amaliyah