“Nantinya mereka (UMCI) berharap kalau ini bisa menjadi sukses bisa menjadi percontohan. Tidak hanya perusahaan pengelolaan air minum yang ada di Indoensia, tapi perusahaan daerah dari berbagai negara. Saya dorong PDAM ini bisa mandiri, karena memang mereka punya. Dari dulu penyertaan modal dari hasil provitnya. Kemudian punya aset juga, sehingga memang perlu cash flownya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, untuk proses-proses pembiayaan dari pinjaman pendanaan akan mulai tahun 2025. Proses ini akan berjalan selama 10 tahun atau sampai 2034.
PDAM Tirta Modal Semarang, Perumda Terpilih
Mbak Ita mengakui jika memang PDAM Tirta Moedal merupakan salah satu perusahaan umum daerah andalan Kota Semarang. Seperti sebelumnya PDAM Tirta Moedal juga mendapat atensi dari Korean Water melalui Smart Water Managemen.
“PDAM Kota Semarang Alhamdulillah banyak yang mensupport, termasuk kemarin dari Korean Water ada Smart Water Managemen dan ini terpisah. Yang satu Catalyst dan satunya Smart Water Managemen dan ini berbeda dan pembiayaan berbeda,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Moedal, Yudi Indardo menjelaskan, jika Catalyst adalah program untuk memampukan sistem keuangan PDAM. Sehingga nantinya PDAM akan memiliki nilai tambah untuk mengajukan pinjaman modal tanpa mengagunkan aset PDAM.
“Jadi ini dimampukan untuk layak minjam, karena itu penting sekali buat perusahaan. Jadi kita tidak terlalu ngandalin apa yang Pemda (Pemerintah Daerah) berikan. Kita harus cari alternatif pendanaan lain dan ini jadi alternatif pendanaan lain itu. Nanti bisa pinjam buat operasional dan proyek. Jadi akan ada pemilihan program yang benar dan bisa bikin kinerja PDAM bagus, dampak keuangan bagus,” imbuhnya.
“Walaupun kita punya aset tapi kan kita itu pingin pinjaman bisa dari casual, jadi tanpa harus mengagunkan aset. Kalau dari casual kita, artinya feature opportunity kesempatan ke depan untuk raih laba itu yang harus di perhitungkan untuk kemampuan pinjam kita,” tutupnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah