SEMARANG, beritajateng.tv – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyatakan terbuka dalam strategi pengendalian banjir. Termasuk dengan melibatkan pakar dan akademisi dalam upaya pengendalian banjir di Semarang. Salah satunya melalui inovasi pipa resapan horizontal (PRH) yang tercipta oleh ahli hidrologi Universitas Semarang (USM).
Pemkot Semarang melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang melakukan perjanjian kerja sama dengan USM. Tentang pemasangan PRH dalam upaya pengendalian banjir pada 2022.
Setidaknya pada 2023 telah terpasang sebanyak 106 PRH di beberapa titik yang ada di Kota Semarang. Titik yang terpilih di antaranya Kelurahan Gajahmungkur, Kecamatan Gajahmungkur dan Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan. Pada tahun ini, pemasangan PRH akan ditambah 55 titik.
BACA JUGA: Bangun Groundsill Tangani Banjir Semarang
Kepala Bidang Pendayagunaan Infrastruktur DPU Kota Semarang, Ismet Adipradana mengatakan, PRH menjadi solusi dalam mengatasi run off atau limpasan banjir di perkotaan.
“PRH ini sangat cocok dengan strategi pengendalian banjir karena kalau run off tidak tertangani secara serius. Berapa pun kapasitas saluran yang kita bangun tidak akan menyelesaikan permasalahan banjir,” kata Ismet, Senin (4 Maret 2024).
Menurutnya, PRH hampir sama dengan sumur resapan. Hanya saja, di tengah perkotaan yang sulit dalam pembebasan lahan. PRH menjadi solusi pasti karena tak membutuhkan tanah terbuka luas.
“Relatif mudah dibuat, konstruksinya tidak terlalu rumit, tidak memakan waktu lama. Dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Apalagi di tengah perkotaan,” katanya.
Ismet menyebut, upaya pengendalian banjir yang telah dimulai sejak 2023 tersebut dapat dirasakan manfaatnya. Menurutnya, genangan-genangan air yang biasanya terjadi, kini menjadi berkurang.
Langkah ini, tak terlepas dari peran langsung Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang acap kali merespon aduan maupun laporan dari masyarakat perihal genangan air.