Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam menerangkan, kegiatan penanganan stunting terus berjalan.
Evaluasi- evaluasi juga masif agar angka stunting di Kota Semarang turun. Saat ini inovasi yang gencar adalah Layanan Pendamping Tubuh Kembang dengan Aplikasi Sayang Anak IoT Antropometri Guna Mewujudkan Semarang Zero Stunting (Lional Messi).
Inovasi ini harapannya bisa memberikan penilaian kesehatan pada penderita stunting dengan mudah dan akurat. Alat ini nanti akan berada di setiap Puskesmas di Kota Semarang,
“Di DKK, Lional Messi ini berdiri atau tiduran itu langsung akan keluar skornya. Karena saat menilai stunting, under weight itu akan melakukan perhitungan dengan skor,” bebernya.
Selain mengembangkan inovasi, pihaknya juga terus bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk menciptakan produk-produk penanganan stunting berbasis digital. Saat ini sudah ada Robot Stunting yang mampu menjelaskan keadaan atau kondisi kesehatan anak.
“Untuk robot stunting, punya Kominfo sama Udinus, dari hasil skor kemudian sama robot itu dibaca, masuk di stunting atau di under weight. Nanti kemudian robot akan menjelaskan hasilnya, maka harus ikut Posyandu setiap hari, harus mendapatkan PMT tiap bulan,” pungkasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah