“Lurah-lurah tolong selama satu minggu ini, turun ke lapangan, petakan wilayah, pastikan tidak ada rekahan di wilayah panjenangan. Antisipasi segera. Jadi pengalaman Karanganyar Gunung, foto sebelum terjadi longsor. Jadi satu minggu sebelum terjadi longsor, saya sudah melihat, ternyata kurang antisipasinya kawan-kawan,” jelas dia.
“Seperti yang saya sampaikan di Semarang Selatan kemarin, kepekaan kawan-kawan lurah, termasuk dinas, harus di tingkatkan. Rumah-rumah di tebing pastikan tidak ada rekahan. Kalau ada rekahan segera tutup. Sebab jika kena hujan, meresap ke dalam, kalau tanahnya sudah gembur, enggak lama pasti akan terjadi longsor,” sambungnya.
BACA JUGA: Tanah Tebing Tol di Candisari Semarang Longsor, Belasan Warga Mengungsi
Ia juga meminta lurah untuk memperhatikan kondisi saluran air di wilayah tebing. Jangan sampai air di saluran tersebut ujung-ujungnya masuk ke dalam tanah. Sebab, air yang masuk ke dalam tanah di pastikan akan memicu longsor atau ambles.
“Pastikan air yang ada tidak masuk ke tanah, terutama yang di tebing, pastikan air terbuang di saluran kota dengan baik,” ujarnya.
Selain persoalan kerawanan bencana, dalam kesempatan tersebut di bahas berbagai hal yang terkait dengan pelayanan masyarakat selama masa mudik Lebaran. Seperti ketersediaan pangan, pengendalian harga, stok dan distribusi BBM maupun gas, pembentukan Pospam. Dan pos pelayanan terpadu, pelayanan kesehatan, pelayanan publik di level kecamatan dan lurah hingga pengendalian sampah.
“Kesiapan Pemkot Semarang bersama lembaga vertikal, semua dalam kondisi siap dan aman. Apalagi ketersediaan pangan kita sudah ok, bahkan ketersediaan pangan kita untuk tujuh bulan ke depan masih cukup untuk masyarakat. Inflasi kita juga stabil. Kita siap menyambut arus mudik Lebaran 2025,” pungkas Iswar. (*)
Editor: Elly Amaliyah