BACA JUGA: Pasar Imlek Semawis 2025 Lebih Unik dan Berbeda, Para Wanita Wajib Kenakan Kebaya
Sebagai bentuk komitmen tersebut, Wakil Walikota Semarang, Iswar Aminuddin bersama kepala OPD meninjau langsung kawasan Gang Warung, Kauman, Jalan Gang Pasar Baru No.144, Kranggan, Jumat, 11 Juli 2025.
Tinjauan ini sebagai bagian dari langkah awal untuk mempersiapkan pembukaan kembali Pasar Semawis. Ikon wisata dan ruang interaksi lintas budaya yang sempat terhenti.
Kehadiran Iswar merupakan tindak lanjut audiensi antara Walikota Agustina WP dan komunitas pengelola Semawis yang tergabung dalam Kopi Semawis.
Dalam wawancaranya, Iswar menegaskan bahwa Walikota Semarang secara pribadi menaruh perhatian terhadap pentingnya merevitalisasi kawasan ini. Tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai simbol keberagaman dan kebanggaan warga Kota Semarang.
“Hari ini saya hadir mewakili Ibu Wali untuk melihat kondisi lapangan dan mencari input dari komunitas Semawis. Kita menemukan adanya keinginan kuat untuk mereaktivasi Kampung Semawis. Ini sejalan dengan visi kota Semarang sebagai kota inklusif dan terbuka,” ujar Iswar.
Ia menambahkan, revitalisasi kawasan Pecinan tidak bisa lepas dari konteks sejarah dan nilai-nilai kultural yang melekat erat di Kampung Semawis.
Oleh karena itu, pendekatan yang Pemkot Semarang lakukan akan menjaga keseimbangan. Antara pelestarian bangunan heritage dan penciptaan ruang yang bersih, layak, serta mendukung aktivitas warga.
“Kalau kita berbicara tentang Kampung Pecinan, maka kita berbicara tentang heritage. Kita ingin mempertahankan keaslian, termasuk lampu, tempat sampah, pedestrian, hingga material jalan. Ini semua untuk menguatkan citra kawasan Pecinan tanpa mengubah identitasnya,” jelasnya.
Dalam peninjauan ini, juga hadir sejumlah pemangku kepentingan. Termasuk para pegiat heritage seperti Widia, yang memberikan masukan penting terkait pelestarian fisik dan nilai sejarah kampung.
Pemerintah Kota Semarang menyatakan siap menindaklanjuti berbagai masukan tersebut. Baik melalui intervensi teknis oleh OPD terkait maupun dukungan program lintas sektor.
“Ngomongin Kampung Semawis (Pecinan) inikan berarti berbicara heritage, makanya ini penting. Walau bangunannya bangunan lama tapi ini bersih, makanya saya kira ini penting untuk terus ada,” pungkasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah