“Di Kota Semarang sekarang saat terhantam covid-19 pada tahun 2020 laju pertumbuhan ekonominya minus -1,85%, tapi kemudian di tahun 2021 bisa cepat bangkit positif di angka 5,16%,” pungkas Hendi.
“Pemulihan ekonomi yang cepat tersebut karena ekonomi Kota Semarang sekarang tidak ditumpukan pada usaha besar saja, tapi juga usaha menengah, kecil, bahkan mikro,” beber Wali Kota Semarang tersebut.
Secara umum Hendi pun menunjukan sejumlah statistik yang menjadi hasil dari implementasi konsep pembangunan ekonomi yang setara di Kota Semarang.
Salah satunya terkait indeks keparahan kemiskinan yang sebelum tahun 2010 cukup besar hingga menyentuh 0,39. Indikator itu sendiri kemudian berhasil ditekan saat ini hingga ke angka 0,12. “Bahkan pada saat covid-19 di tahun 2020 dan 2021 angkanya hanya naik sedikit menjadi 0,16 dan 01,4,” paparnya.
Tak hanya itu, terkait laju pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang sendiri sebelum tahun 2010 menurut data BPS mengalami stagnansi di angka 5%.
Berbeda pada saat sekarang, laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang dapat didorong hingga di angka 6%, bahkan sempat hampir menyetuh 7% di 2019 dengan catatan 6,81%.
“Angka kemiskinan juga sama, dari yang tadinya di 2008 sampai 6%, kemudian bisa ditekan sampai Kota Semarang pernah mencapai 3,98% di 2019,” pungkasnya. (Ak/El)