“Kalau mau maksimal mendapat efek kandidat, harus mampu mengorganisir jaringan politik. Apalagi kalau pasangan Amin (Anies-Imin) itu punya sasaran yang sama di Jatim. Karena cukup besar juga pemilih di Jatim selain Jateng,” bebernya.
Bukan kali pertama paslon perebutkan suara NU
Kendati organisasi NU memilih untuk netral dan tidak berada dalam politik praktis, namun kompetisi antara Mahfud MD dan Muhaimin ini bagi Wahid dapat menguntungkan kalangan Nahdiyin.
“Tentu kompetisi ini bisa terbilang memang menguntungkan bagi kalangan Nahdiyin. Karena paling tidak ada semacam efek elektoralnya, semakin membuat posisi Nahdiyin strategis,” papar Wahid.
Ia menyinggung, persaingan yang tidak sehat antara kedua kubu baik pendukung Muhaimin dan Mahfud MD yang sama-sama berasal dari kalangan Nahdiyin, akan menyebabkan perpecahan.
Menurutnya, ini bukan kali pertama kandidat yang berasal dari kalangan NU bertempur dalam pesta demokrasi. Wahid mencontohkan Pemilu 2004 lalu, yang mana terdapat empat kandidat yang sama-sama bersala dari kalangan NU.
BACA JUGA: Pengamat Politik Undip Ragukan Mahfud MD dan Khofifah Mampu Dulang Suara Ganjar, Ini Alasannya
“Penting untuk melihat sejauh mana kedewasaan politik kalangan Nahdiyin sendiri. Karena ini pernah kejadian di tahun 2004, ada empat kandidat berangkat dari kalangan NU dan bagi NU itu sudah wajar. Menariknya, bagaimana masing-masing antara Mahfud MD dan Imin harus membuat inovasi yang selangkah lebih maju dibanding Pemilu 2004,” tandasnya.(*)
Editor: Farah Nazila