Gaya Hidup

Pengepungan di Bukit Duri: Film Fiksi Distopia Joko Anwar Ungkap Detail Produksi dan Visual Menggugah

×

Pengepungan di Bukit Duri: Film Fiksi Distopia Joko Anwar Ungkap Detail Produksi dan Visual Menggugah

Sebarkan artikel ini
Pengepungan di Bukit Duri: Film Fiksi Distopia Joko Anwar Ungkap Detail Produksi dan Visual Menggugah
Cinema Visit dan Diskusi Film Pengepungan di Bukit Duri bersama Joko Anwar di XXI DP Mall Semarang. (Steve Arie/beritajateng.tv)

“Lingkungannya lebih liar, penuh ekspresi tanpa arah, dan kehancuran ada di mana-mana,” ucap Dennis.

Pemilihan Karakter

Dari sisi visual, sinematografer Jaisal Tanjung mengungkapkan bahwa penggunaan kontras menjadi pendekatan utama dalam palet warna film. Pemilihan warna di sesuaikan dengan karakter serta visi Joko Anwar.

“Fokus kami adalah storytelling, bukan gaya visual berlebihan. Kami ingin penonton tenggelam dalam cerita dan karakternya secara organik,” kata Jaisal.

Joko Anwar menegaskan bahwa karakter dalam film ini bukanlah sosok jahat, melainkan individu yang tertimpa nasib buruk. Meskipun narasinya kelam, ia berharap film ini menjadi refleksi terhadap kondisi sosial Indonesia saat ini.

“Realitas dalam film ini tak jauh dari Indonesia sekarang. Tapi kami menggambarkannya secara ekstrem untuk menyampaikan pesan, bagaimana trauma yang tak pernah di sembuhkan bisa menghancurkan sebuah bangsa. Ini peringatan tentang pentingnya saling menghormati,” tambah Joko.

Di produksi oleh Amazon MGM Studios bersama Come and See Pictures, Pengepungan di Bukit Duri dijadwalkan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 17 April 2025.

Film ini di bintangi Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Malasan, Fatih Unru, Satine Zaneta, dan deretan aktor ternama lainnya.

Film ini mengikuti perjalanan Edwin (di perankan oleh Morgan Oey), seorang guru seni yang berusaha menemukan keponakannya yang hilang.

Pencariannya membawanya ke SMA Bukit Duri, sekolah khusus bagi remaja bermasalah. Di tengah pencarian, terjadi kerusuhan besar, dan Edwin harus bertahan hidup di dalam sekolah yang berubah menjadi medan pertempuran. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan