“Dari dulu kita sudah minta kepada pemerintah dan berusaha ya misi-misi dagang bahwa kita ingin cari pasar-pasar lain di Afrika, di Timur Tengah, jadi tidak hanya berorientasi ke Amerika saja. Sehingga kita bisa diversifikasi,” ujarnya.
Diplomasi dengan AS
Lebih jauh, Frans mendorong pemerintah untuk segera melakukan diplomasi dengan AS soal tarif Trump ini sehingga dapat meminimalisir hambatan perdagangan.
“Kami harap pemerintah juga berdiplomasi dengan pemerintah Amerika untuk bernegosiasi. Supaya jangan sampai terlalu menghambat ekspor kita,” katanya.
Dalam jangka pendek, ia memperkirakan akan ada gangguan pasokan dan penurunan produksi. Jika ekspor tersendat dan pasar domestik tak mampu menyerap produksi berlebih, maka pengurangan jam kerja hingga PHK bisa terjadi.
BACA JUGA: Apindo Jateng Soroti Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah, Dunia Usaha Terancam Mandek!
Selain itu, ada juga kekhawatiran atas potensi masuknya produk-produk dari Vietnam dan Tiongkok ke pasar Indonesia, terutama akibat kebijakan tarif tinggi dari Amerika Serikat.
“Jika produk luar masuk dengan harga murah, sementara biaya produksi kita tinggi, maka industri lokal makin tertekan. Ini yang perlu diantisipasi bersama,” tegasnya. (*)
Editor: Farah Nazila
Respon (1)