Scroll Untuk Baca Artikel
Gaya Hidup

Pengusaha Semarang Sulap Toko Kaset Jadul jadi Kedai Kopi Ala 90-an, Hidupkan Kenangan Sang Ayah

×

Pengusaha Semarang Sulap Toko Kaset Jadul jadi Kedai Kopi Ala 90-an, Hidupkan Kenangan Sang Ayah

Sebarkan artikel ini
Kaofee Semarang
Deretan CD terpajang di kedai kopi Kaofee Semarang. Tempat ngopi ini mengusung konsep tahun 90 an. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Tren 90-an bak hidup kembali di tahun 2023. Tak sedikit anak muda yang mengadaptasi gaya hidup hingga fashion ala tahun 90-an saat ini. Minat kawula muda terhadap tren jadul ini pun dimanfaatkan oleh sebagian pengusaha. Tren tersebut tergambar pada tempat ngopi Kaofee.

Kaofee merupakan tempat usaha milik Alice Lindsey Tan (39).

Meski hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari pusat Kota Semarang, suasana tenang diiringi alunan lagu jadul mewarnai kedai kopi Kaofee yang berlokasi di Jalan Sedane, Bugangan, Semarang Timur tersebut.

BACA JUGA: Pengen Ngopi dengan Vibes Kereta Api? Kuy Nongki di Kedai Kopi Susu Bu Lurah!

Saat memasuki kedai, semerbak aroma kopi mulai memanjakan hidung. Berbagai macam biji kopi dari seluruh Indonesia tampak tertata rapi dalam toples kaca yang terpajang di Kaofee.

Selain ragam biji kopi, mata pengunjung kedai sontak mengarah pada jejeran Compact Disc (CD) dan puluhan kaset pita yang meramaikan interior Kaofee. Namun, tak banyak orang tahu cerita dibalik puluhan CD dan kaset pita yang menjadi daya tarik dari kedai kopi itu.

“Tadinya papa itu buka toko kaset. Tahun 2016, papa meninggal. Tokonya sempet idle (menganggur) sampai tahun 2022 menjelang 2023 lah. Tokonya itu idle aja, nggak tahu mau dibukain apa,” tutur Alice saat berbincang langsung dengan beritajateng.tv, Sabtu 1 Juli 2023.

Koleksi CD dan kaset pita jadi daya tarik

Ide membuka kedai kopi pun muncul pada penghujung tahun 2022 dari suami Alice. Berbekal tekad yang kuat serta keinginan untuk menghidupkan kembali memori bersama sang ayah, Alice pun memutuskan belajar meracik kopi sejak Desember lalu.

Proses belajar meracik kopi berbarengan dengan merenovasi kedai kaset milik ayahnya. Dengan ramah, Alice bercerita sembari mengingat kembali masa-masa tahun 90-an, saat toko musik berada pada puncak kejayaannya.

Namun sayang, kejayaan itu kian meredup dan padam oleh teknologi yang semakin canggih.

BACA JUGA: Tepian Kopi Taman Kasmaran, Tempat Nongkrong Estetik di Semarang

“Sambil belajar, sambil renovasi. Untuk propertinya sebenernya udah ada, kan bekas toko kaset. Koleksi-koleksinya aku pajang lagi. Aku kepengin ngidupin lagi. Kalau ke toko ini keinget papa, kan ambisinya papa dulu pengen punya toko kaset,” tuturnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan