Scroll Untuk Baca Artikel
Gaya Hidup

Pengusaha Semarang Sulap Toko Kaset Jadul jadi Kedai Kopi Ala 90-an, Hidupkan Kenangan Sang Ayah

×

Pengusaha Semarang Sulap Toko Kaset Jadul jadi Kedai Kopi Ala 90-an, Hidupkan Kenangan Sang Ayah

Sebarkan artikel ini
Kaofee Semarang
Deretan CD terpajang di kedai kopi Kaofee Semarang. Tempat ngopi ini mengusung konsep tahun 90 an. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

“Toko ini dari tahun 94, sampai akhirnya termakan teknologi. Waktu itu kan mulai keluar MP3, bluetooth, itu udah mulai turun. Orang jadi jarang beli CD,” imbuh Alice.

Baginya, CD dan kaset pita yang terpajang bukan sekadar hiasan belaka. Pasalnya, setiap pengunjung yang datang ke kedainya dapat bernostalgia jika menemukan salah satu CD atau kaset pita dari band kesukaannya.

Kaofee utamakan interaksi antar pengunjung

Tak seperti kedai kopi lain yang menyuguhkan stop kontak dan jaringan WIFI untuk bekerja, Alice mengusung konsep kedai yang menitikberatkan pada interaksi dengan pelanggan maupun antar pengunjung.

Maka tak heran, Alice tampak ramah saat berkomunikasi dengan pelanggan, terlebih saat berbincang soal racikan kopi favorit.

Gempuran kedai kopi yang menjamur di Kota Semarang membuat Alice mesti memutar otak agar kedainya memiliki daya pikat tersendiri. Keputusannya untuk memilih style ala 90-an pun tak langsung datang begitu saja.

BACA JUGA: Partai Gerindra Jateng Tunggu Tanggal Baik Daftarkan Serentak Caleg ke KPU

Sebelumnya, ia sempat ingin mengadaptasi berbagai macam style lain. Namun, ia merasa kurang cocok dengan style-style tersebut.

“Tadinya mau japanese style, tapi kok nggak nyambung ya. Terus kepikiran mau yang ala-ala disko gitu kok tambah nggak nyambung lagi. Akhirnya mama bilang, kan papa bukanya tahun 90-an, ambil yang 90-an aja lah. Ya udahlah ambil itu, pokoknya masa-masa jaya CD kaset gitu deh,” ucapnya.

Perempuan yang pernah menempuh pendidikan jurusan Psikologi Universitas Tarumanegara itu mulanya sempat ragu untuk membuka kedai kopi. Meskipun begitu, keyakinannya yang kuat mengantarkannya berproses hingga detik ini.

“Kesulitan mungkin lebih ke bisa nggak ya, kan dunia perkopian Kota Semarang banyak banget. Apa yang bisa membuat orang itu ‘eh kesini aja lah’, lebih ke ciri khasnya itu. Tapi kalau kita nunggu sampe beneran sempurna, kayanya nggak bakal buka deh,” pungkasnya. (*)

Editor: Ricky Fitriyanto

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan