Terlebih, SMPN 11 Semarang saat ini telah meyandang gelar Sekolah Ramah Anak (SRA). Kegiatan antar umat beragama dapat mendorong siswa untuk menyadari bahwa masing-masing individu memiliki kekurangan, kelebihan, dan perbedaannya.
“Mudah-mudahan dengan kita menggandeng anak anak dan bapak ibu guru untuk saling toleransi jadi tidak ada lagi tawuran dan perundungan di SMPN 11 Semarang. Maka inilah awal jadi tonggak bahwa tidak ada intoleransi di sekolahan,” tekannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bambang Pramusinto yang turut hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi atas Perayaan Natal di SMPN 11 Semarang yang mengedepankan toleransi.
BACA JUGA: Begini Serunya Siswa Sekolah Mataram Semarang Rayakan Natal 2023
Menurut Bambang, salah satu bentuk kekerasan saat ini adalah intoleransi, apalagi dengan kemajemukan suku bangsa di Kota Semarang. Oleh karena itu, konsep Perayaan Natal seperti ini dapat sekolah lain kembangkan. Terlebih, konsep toleransi juga telah menjadi salah satu tema Projek Penguatan Profil Pemuda Pancasila (P5)
“Anak-anak harus kita ajari bahwa di sekitar mereka memang ada keberagaman. Jadi mereka harus bisa saling menghargai. Nanti juga yang akan menolong mereka adalah teman-teman mereka sendiri,” ujarnya.(*)
Editor: Farah Nazila