Pendidikan

Prof Imam Taufiq Ungkap 4 Perilaku Ringan Pengantar Manusia Masuk Surga

×

Prof Imam Taufiq Ungkap 4 Perilaku Ringan Pengantar Manusia Masuk Surga

Sebarkan artikel ini
Nuzulul Quran
Rektor UIN Walisongo menjadi penceramah dalam acara Rektor UIN Walisongo yang juga ketua PW Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jateng Prof Dr KH Imam Taufiq MAg menjadi penceramah dalam acara Memperingati Malam Nuzulul Quran, Jumat (7/4/2023).

SEMARANG, beritajateng.tv – Rektor UIN Walisongo yang juga ketua PW Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jateng Prof Dr KH Imam Taufiq MAg menjadi penceramah dalam acara Memperingati Malam Nuzulul Quran dan Tarhim (Tarawih dan Silaturahmi) putaran kedua PW IPHI Jateng di Masjid Diponegoro Undip Pleburan Semarang Jumat (7/4/2023) malam.

Takmir Masjid Diponegoro Undip Pleburan Semarang bersama dengan PW IPHI Jateng menggelar acara peringatan Malam Nuzulul Quran dan Tarhim ini.

Prof Dr Imam hadir dengan puluhan pengurus PW IPHI Jateng. Jajaran Rektor, dosen, takmir masjid Diponegoro dan mahasiswa kampus setempat menerima rombongan PW IPHI Jateng. Masyarakat jamaah masjid juga mengikuti acara Nuzulul Quran tersebut.

Prof Imam Taufiq mengawali ceramahnya dengan mengajak semua yang hadir untuk bersyukur kepada Allah. Banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, namun kadang kita lupa, sehingga tidak bersyukur. Adanya kesempatan hidup di buan Ramadhan, bisa melaksanakan puasa di bulan Ramadhan adalah nikmat dan anugerah luar biasa, namun kadang manusia tidak sadar bahwa itu adalah bagian dari pada nikmat dan anugerah yang besar dari Allah.

“Tidak terasa malam ini sudah malam 17 Ramadhan. Malam ini kita memperingati Nuzulul Quran atau turunnya Al Quran. Saya juga baru baru ngeh, baru sadar kalua ini sudah tanggal 17. Saya masih merasa berada di awal-awal Ramadhan, karena saya belum bisa melewati hari Ramadhan ini dengan amalan-amalan berkualitas dan maksimal. Jadi puasa kita tinggal 12 atau 13 hari lagi. Mari kita manfaatkan waktu yang ada ini dengan melakukan amalan-amalan soleh yang maksimal,” terang Prof Imam.

“Hari ini, kita semua, umat Islam memperingati malam Nuzulul Quran. Semoga membawa berkah, kita semua mendapat petunjuk, mendapat sinaran ayat-ayat Al Quran,” tambah dia.

Malam Nuzul Al-Qur’an, Malam Turunnya Al-Qur’an

Menurut Prof Imam, karakter atau ciri bulan Ramadhan adalah bulan turunnya Al Quran. Hal ini tidak ada perbedaan pendapat, bahwa Al Quran itu turun di bulan Ramadhan. Sebagaimana dalam Surat Al Baqoroh ayat 85. Adapun fungsi pertama Al Quran adalah petunjuk bagi manusia, kemudian memperjelas hal-hal yang belum kongkret, kemudian menjadi pembeda mana yang haq dan batal, mana haram dan halal, mana yang terang, gelap dan remang-remang.

“Al Quran itu turun bersama dengan misi kenabian Muhammad SAW. Nabi Muhammad dengan Al Qurannya itu datang di dunia ini dengan perspektif baru terhadap dunia,” papar Prof Imam.

Ketika nabi Muhammad menjadi rasul dan Al-Quran turun, kata Prof Imam, saat itu kondisi Arab Saudi adalah menonjolkan kesukuan, banyak konflik, dan banyak persoalan itu tidak lepas dengan banyaknya suku suku yang ada. Bahkan terjadinya peperangan, kekerasan dan pembunuhan karena kelompok-kelompok atau suku-suku yang tidak bisa disatukan. Saat itu muncul kasta, kelas yang menonjol. Dan yang paling berkuasa yang menonjol adalah suku Quraisy.

“Konon, saat itu pemimpin agama, pemimpin politik, pengusaha-pengusaha sukses, tokoh pemuda semua dari suku Qurays. Bahkan kita tahu, ada tiga Abu, trisula Abu di suku Qurays yang terkenal, yaitu Abu Lahab, Abu Jahal, Abu Sofyan, mereka orang-orang hebat, cerdas dan berpengaruh,” katanya.

Kemudian Islam datang, dan Islam datang bukan untuk kelompok tertentu saja. Islam datang tidak hanya untuk masyarakat Arab saja, penduduk Mekah saja, atau bahkan suku Quraisy saja. Islam datang bersama Nabi Muhammad untuk umat manusia, untuk Rahmatan lil alamiin.

Nuzulul Quran, Malam Penuh Makna

Al-Quran hadir dengan misi utamanya adalah misi kebangsaan, misi kebersamaan, dan misi kemanusiaan, tidakan ada lagi bicara kesukuan.

“Selama 12 tahun Nabi Muhammad berdakwah di Mekah kurang berhasil. Nabi Muhammad mendapat tantangan luar biasa dari penduduk Mekah. Hanya sedikit yang ikut Nabi Muhmmad. Orang Islam mendapat teror, bahkan mendapat ancaman mati oleh masyarakat. Kemudian nabi Hijrah ke Madinah,” katanya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan