Ia menilai audiensi tersebut sekadar meredam kemarahan petani. Padahal, kata Purwanto, gubernur seharusnya hadir dan menunjukkan sikap politik yang jelas.
“Kami cuma berkeluh kesah, hanya sebagai upaya untuk meredam kemarahan masyarakat. Kan yang kami ingin itu menjumpai gubernur. [Agar nantinya] gubernur kemudian punya sikap politik bahwa ada persoalan yang harus pihaknya selesaikan di Jawa Tengah dan mendorong pemerintah pusat untuk merealisasikan tuntutan masyarakat di tengah,” tegasnya.
BACA JUGA: Harga Panen Terjun Bebas, Begini Keluh Kesah Petani Tembakau di Lereng Gunung Merbabu
Purwanto juga mengingatkan bahwa Hari Tani Nasional semestinya menjadi momentum bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk merespons aspirasi dari petani.
“Ini kan Hari Tani, semua penjuru merayakan dengan tuntutan yang sama. Harus menyikapi itu lebih serius terhadap pemerintahan Prabowo Subianto setahun ini. Jawa Tengah juga harus bersikap,” imbuhnya.
Ia menegaskan, persoalan tanah, lingkungan, dan pertanian yang tak terselesaikan selama ini menjadi pemicu konflik, termasuk amuk massa yang sempat terjadi di sejumlah daerah belum lama ini
“Persoalan tanah, persoalan lingkungan, persoalan pertanian ini yang mengakibatkan kemarin terjadi amuk massa. Itu kan akibat dari negara tidak peduli dengan kita,” pungkas Purwanto. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi