Tak hanya itu, Dewi juga menyoroti keberanian Paus Fransiskus dalam membawa pesan inklusivitas yang melampaui sekat-sekat agama, identitas, dan orientasi.
“Sebagai pemuka agama dengan struktur tertinggi dalam hirearki Gereja Katolik Roma. Beliau tidak pernah mengkavling bahwa surga hanya untuk kaumnya saja. Ia selalu meyakinkan bahwa Tuhan menyayangi semua makhluk, termasuk binatang dan tumbuhan,” ungkap Dewi.
Bagi Dewi, Paus Fransiskus tak pernah menghardik orang-orang yang memilih jalan berbeda dengan masyarakat pada umumnya.
“Paus juga tidak pernah menghardik orang-orang yang memilih jalan yang tidak pada umumnya, misalnya kelompok LGBT dan sebagainya,” jelas dia.
Dapat tiket VIP, Dewi ungkap awal pertemuannya dengan Paus Fransiskus di Vatikan
Dewi mengungkap, pertemuannya dengan Paus Fransiskus terjadi pada tahun 2019 silam.
Usai ia menyelesaikan program beasiswa dari Vatikan, ia mendapat tiket VIP untuk bertemu Paus Fransiskus.
“Saya mendapatkan beasiswa untuk study interreligious dialogue dari Negara Vatikan dan selesai studi selama satu semester. Saya diberi tiket VIP untuk bertemu beliau,” pungkasnya. (*)
Editor: Farah Nazila