“Kemudian penguatan daya saing dan nilai tambah industri, pemberdayaan UMKM, dan melakukan konektivitas pemerataan pembangunan daerah,” jelas Nana.
Kendati demikian, Nana menyampaikan bahwa terjadi kenaikan nilai tukar petani Jawa Tengah tahun 2023.
“Kenaikan nilai tukar petani 2023 sebesar 117,11. Sementara pada Desember 2022, nilai tukar petani 107,27. Ini artinya kualitas petani mengalami pertumbuhan,” bebernya.
Sementara itu, lanjut Nana, inflasi Jawa Tengah pada tahun 2023 sebesar 2,89 persen. Angka ini turun signifikan dari tahun 2022 yang inflasinya mencapai 5,63 persen.
“Upaya Pemprov dalam menangani inflasi itu dengan melakukan pangan murah, pemberian subsidi transportasi, sidak pasar untuk menghindari penimbunan hingga pemantauan harga dan stok pasar,” jelas Nana.
Realisasi Pemprov Jateng belum mencapai 100 persen
Sementara itu, realisasi pendapatan daerah Jawa Tengah tahun 2023 belum terealisasi sebesar 100 persen. Nana menyebut, target pendapatan daerah Jawa Tengah 2023 ialah Rp 26,22 triliun. Sementara realisasinya 25,36 triliun atau 96,75 persen.
“Kemudian untuk belanja daerah, anggaran tahun 2023 ialah Rp 27,48 triliun. Realisasinya Rp 25,80 triliun atau terealisasi 93,88 persen,” ucap Nana.
BACA JUGA: BI Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Lewat Investasi hingga Hilirisasi Pertanian
Menurut penyampaiannya, anggaran ini salah satunya digunakan untuk mempercepat proyek strategis nasional (PSN) hingga Pilkada serentak yang akan berlangsung Rabu, 27 November 2024 mendatang. (*)
Editor: Farah Nazila