“Dan enaknya kita bisa request kepada supir perahu, untuk berhenti dititik yang view-nya paling bagus untuk berswafoto, mengabadikan momen indah tersebut, ” katanya.
Selain itu pengelola wisata air ini sudah memperhatikan safety /keamanan dengan menyediakan pelampung. Satu perahu bisa dinaiki empat orang peserta.
Setelah ada wisata air ini, kata Majuri, pekerjaan borong memborong ia wariskan ke anaknya. Kesehariannya kini hanya mengelola wisata air di waduk Jatibarang.
“Kalau sebelum pandemi lumayan, satu bulan bisa empat jutaan rupiah. Setelah pandemi ini seputar dua jutaan perbulannya,” tuturnya.
Majuri berharap setelah pandemi ini, bisa ramai seperti sebelum pandemi, kuliner, homestay, UMKM maupun wisata perahunya.
Sementara salah satu peserta Hari Pers Nasional Jawa Tengah asal PWI Blora, Agung Wibowo, yang saat itu mengikuti tour wisata di desa Kandri mengaku sudah tiga kali datang ke wisata Waduk Jatibarang.
“Saya sudah tiga kali ini ke sini. Tapi tidak merasa bosan, karena memang view-nya bagus untuk swafoto. Bahkan inovasinya semakin menarik ada berbagai paket wisata yang bisa dikunjungi disini, ” kata Agung. (*)
Editor: Elly Amaliyah