“Kita sekarang ikut zaman. Bikin paket minimalis party. Tapi jelas, marginnya jadi makin tipis,” ungkapnya.
Masalahnya, kata Yanti, ongkos memasak untuk seribu porsi dengan 100 porsi tidak jauh berbeda. Baik dari sisi tenaga, waktu, maupun logistik.
BACA JUGA: Program Makan Bergizi Gratis Mulai Berjalan, 200 Pengusaha Katering PPJI Semarang Siap Jadi Mitra
“Masak seribu porsi atau 100, ya sama aja. Tenaganya sama, bahan bakunya hampir sama, pengangkutan juga tetap perlu. Tapi penghasilan jelas beda,” jelasnya.
Meski begitu, Yanti menegaskan bahwa pelaku usaha jasa boga tidak bisa menolak perubahan. Justru inovasi dan efisiensi menjadi kunci agar usaha tetap bertahan.
“Kalau kita enggak ikut tren, ya ketinggalan. Sekarang zamannya cepat dan serbaringkas. Kita harus bisa adaptasi,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi