“Pertumbuhan ekonomi di Surakarta ini kompetitif. Ini pekerjaan rumah (PR) bagi kami untuk meningkatkan perekonomian di kabupaten/kota lainnya,” jelas Nana.
Walikota Surakarta perlu tangani kemiskinan ekstrem dan stunting
Nana juga mencatat, tingkat kemiskinan ekstrem Kota Surakarta sebesar 0,14 persen. Demikian pula prevalensi stunting berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 sebesar 16 persen. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka pada 2023 sebesar 4,58 persen.
“Kemiskinan ini tanggung jawab kita bersama. Ini tantangan bagi pejabat baru. Saya berharap Walikota yang baru dapat mengemban tugas dengan baik dan mampu mempertahankan reputasi dari Walikota sebelumnya,” katanya.
BACA JUGA: Puji Kinerja Gibran di Solo saat Sertijab, Pj Nana: Begitu Banyak Prestasi yang Ditorehkan
Menurut Nana, beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Walikota Surakarta Teguh Prakosa adalah tingkat Inflasi Kota Surakarta pada 2023 yang mencapai 3,2 persen. Angka ini lebih besar dari Jateng (2,89 persen). Juga Rasio Gini Kota Surakarta sebesar 0,383 yang lebih tinggi dari Jawa Tengah (0,369).
Kemudian peningkatan pelayanan publik yang terbaik bagi masyarakat dengan terus berinovasi. Juga upaya mengintervensi persoalan kemiskinan ekstrem dan pencegahan stunting.
Hal lain yang perlu jadi perhatian adalah mitigasi bencana, serta pengembangan sektor unggulan Kota Surakarta sebagai sentra budaya dan teknologi di Indonesia.
“Saya harap Bapak Teguh dapat menaruh perhatian lebih untuk hal itu. Juga bagaimana dalam kesiapan menghadapi Pilkada. Lakukan pendidikan politik kepada masyarakat,” pesan Nana. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto