SEMARANG, 25/7 (beritajateng.tv) – Penanganan stunting tidak hanya mencakup pemenuhan gizi ibu hamil dan balita. Faktor lain, terutama penyiapan sanitasi lingkungan yang baik juga berperan penting. Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto meminta pemerintah daerah aktif mensosialisasikan pencegahan stunting ke masyarakat. Penanganan stunting dianggap penting karena Indonesia diprediksi mengalami bonus demografi.
“Saat bonus demografi tercipta, jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada jumlah penduduk usia tak produktif. Adik-adik balita ini merupakan calon pemimpin bangsa, karena itu masalah stunting harus dituntaskan,” ujar pria yang akrab disapa Bambang Kribo ini, Senin (25/7/2022).
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak. Anak tidak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tapi nutrisi yang tidak mencukupi juga memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak anak.
Bambang menyatakan, stunting dapat diantisipasi dengan menerapkan pola asuh, pola makan, dan pola kebersihan yang bagus. Dengan begitu asupan gizi anak terjamin.
Upaya tersebut juga membutuhkan dukungan semua pihak. Apalagi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang memiliki pekerjaan rumah (PR) yang tidak ringan. Per tahun 2021 lalu, masih ada 3.930 kasus balita dengan status sangat pendek dan pendek di Kabupaten Semarang.
Dia menambahkan, kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan dari orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya.