SEMARANG, beritajateng.tv – Polrestabes Semarang mengungkap pelaku pembakaran mobil dan pengrusakan di gedung DPRD dan area Kantor Gubernur Provinsi Jawa Tengah yang terjadi pada Jumat, 29 Agustus 2025 malam lalu.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M. Syahduddi, mengungkap ada 2 (dua) tersangka yang pihaknya amankan, yakni MZ (18) dan IRD (17). Identitas pelaku perusakan dan pembakaran itu Syahduddi ungkap dalam jumpa pers yang berlangsung di Gedung Borobudur Mapolda Jawa Tengah, Kota Semarang, Jumat, 19 September 2025 sore.
“Yang pertama atas nama MZI, umur 18 tahun, tidak ada pekerjaan, beralamat di Kelurahan Lamper Lor, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang. Kemudian yang kedua, ini juga masuk kategori anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) atas nama IRD, umur 17 tahun, pekerjaan pelajar, beralamat di Kelurahan Kemijen, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang,” ungkap Syahduddi.
MZ berperan membakar mobil Brio warna putih yang terparkir di area Kantor Gubernur Jawa Tengah. Syahduddi mengungkap, aksi MZ terekam jelas kamera CCTV yang terpasang di sekitar lokasi. Ia juga terlibat dalam aksi pembakaran di kompleks DPRD Jawa Tengah.
BACA JUGA: Akhir Masa Sidang, Pusat Tolak Raperda Tata Kelola BUMD, Ini Alasannya
Sementara itu, IRD yang masih berstatus pelajar, melakukan pembakaran sepeda motor Yamaha biru. IRD juga melempar bagian atap gedung DPRD Jawa Yengah hingga rusak. Syahduddi menegaskan, keduanya hadir dalam aksi unjuk rasa setelah mendapatkan informasi dari media sosial.
“Terhadap kedua tersangka tersebut mengikuti aksi unjuk rasa berdasarkan pemberitaan ataupun informasi dari media sosial,” ucap Syahduddi.
Polisi ringkus tiga tersangka pengrusakan Pos Pelayanan Lalu Lintas Simpanglima Semarang
Selain pengungkapan kasus pengrusakan di DPRD dan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Polrestabes Semarang juga menetapkan 3 (tiga) tersangka lain atas insiden perusakan dan pembakaran Pos Pelayanan Lalu Lintas Simpanglima.
Peristiwa ini terjadi saat massa yang semula berunjuk rasa di depan Mapolda Jawa Tengah yang terpecah menuju beberapa titik.
Syahduddi menjelaskan, sebagian massa bergerak ke arah Taman Indonesia Kaya dan Kantor DPRD Jawa Tengah. Sementara kelompok lain menuju kawasan Simpanglima. Di titik itu, massa berhadapan dengan personel kepolisian yang bertugas di pos pelayanan. Syahduddi mengaku, jumlah personel kepolisian dengan massa yang tak seimbang membuat kerusuhan tak dapat terhindarkan.