Kemudian, lanjut dia, maintenance atau kebersihan pemeliharaan di wilayah itu sudah kurang. “Nanti kami akan menggandeng CSR untuk mengecat dengan tenaga selain dari masyarakat untuk tekniknya akan dari Pemkot,” ujarnya.
Selanjutnya, imbuh dia, masalah pemanfaatan taman optimalisasi Taman Kasmaran. “Karena tadi ternyata saya lihat itu lebih kayak jornatan jadi orang jualan tapi jualannya itu tidak mendukung seperti ada travel dan sebagainya,” papar dia.
Sebenarnya, lanjut dia, memang harus berjualan sesuai ketentuan. Kalau travel atau agen berada di situ maka untuk pembayaran retribusi parkir menyimpang juga.
Menindaklanjuti temuan ini, Mbak Ita meminta agar segera ada penelusuran. Ia tak ingin aset-aset Pemkot Semarang tidak sesuai kegunaan.
“Iya akan kita telusuri. Saya minta assisten dua karena tadi dari Perkim katanya BPKAD dan sebagainya. Tapi biasanya seperti itu Perdagangan. Kemudian kalau taman ya Perkim gitu harus clear harus sesuai pemanfaatan. Harus dikembalikan seperti tujuan semula membangun Taman Kasmaran,” terangnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah