Melalui penggunaan sebagian kebutuhan pupuk dengan pupuk organik cair ini tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas, namun juga sangat menekan biaya produksi.
Di satu sisi, penggunaan pupuk organik juga sangat ramah lingkungan. Karena sifatnya yang zero waste atau tidak meninggalkan residu yang dapat mengganggu dan mempengaruhi kesuburan tanah.
Dengan pertanian semi organik ini juga menjadi strategi untuk menarik minat para milenial agar mau terjun dan menekuni bidang usaha pertanian. “Karena hasilnya yang juga menjanjikan,” tegas Agus.
Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, Moh Edy Sukarno, mengatakan, program pertania semi organik menjadi langkah awal untuk mengembalikan kesuburan tanah.
“Karena ketergantungan terhadap penggunaan pupuk kima memang mengancam kesuburan tanah, yang selama ini kurang disadari oleh sebagian petani kita,” ungkapnya.
BACA JUGA: Wakil Ketua DPRD Jateng Ajak Mahasiswa Wujudkan Ketahanan Pangan: Dari Riset-Teknologi Pertanian
Dengan pertanian organik, lanjut Edy, akan mampu menghasilkan padi yang lebih sehat. Juga mampu meningkatkan produktivitas dan pada akhirnya juga akan meningkatkan kesejahteraan para petani.
Maka ia sepakat jika pertanian di Kabupaten Semarang. Secara bertahap, bisa beralih menuju sistem pertanian organik, dengan melibatkan lebih banyak petani dan gapoktan.
Di Kabupaten Semarang saat ini sudah ada 130 hektare lahan pertanian di Kabupaten Semarang yang sedang berproses untuk kembali ke sistem pertanian organik yang lebih ranah ligkungan.
“Ke depan, luasannya akan terus bertambah. Karena Pemkab Semarang sangat mendukung dan terus mendorong pemanfaatan pupuk organik di kalangan petani,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila













