“Dengan mandiri pangan melalui urban farming bisa mengatasi krisis pangan di Kota Semarang,” terangnya.
Ia menegaskan, Pemkot Semarang selalu mendukung langkah pengembangan sektor pertanian.
“Kami juga sedang mendorong sejumlah kelurahan untuk membentuk kelurahan tangguh pangan dan gizi,” tuturnya.
Adapun data luasan lahan panen tanaman sayur dan buah semusim di Kota Semarang yang dihimpun Tribunjateng.com mencapai 2.071 hektar.
Dari total luasan lahan tersebut, produksi tanaman sayur dan buah semusim di Kota Semarang di angka 29.957 kwintal.
Sementara total lahan pertanian dalam bentuk kebun dan ladang di Kota Semarang mancapai 8,4 hektar lebih.
Dari data tersebut, lahan pertanian berupa kebun dan ladang belum maksimal dalam hal produksi sayur dan buah.
“Untuk mengoptimalkan lahan yang ada, sosialisasi dan edukasi harus dilakukan secara masif. Kalau bisa menyasar ke sekolah-sekolah,” imbuh Mbak Ita.
Program ketahanan dan mandiri pangan itu juga disambut baik oleh Disdik Kota Semarang.
“Kami punya program sekolah ramah anak, semua SMP yang ada di Kota Semarang sudah menerapkan hal itu. Dalam penerapannya urban farming jadi satu di antara hal wajib dan terus kami kembangkan di sekolah-sekolah,” imbuh Plt Kepala Disdik Kota Semarang Kartika Hedi Aji. (Ak/El)