Sama dengan kritik yang ia lontarkan pada program Prabowo-Gibran, bagi Pacul, ide Cak Imin pun harus ada riset yang mendalam. Alasannya, dana Rp 400 triliun yang akan turun untuk pembangunan 40 kota setara Jakarta itu tak boleh terpakai begitu saja.
“Berapa tahun dibutuhkan itu? bagaimana risetnya? Jangan ngawur dong. Rp 400 triliun nanti yang dipakai bangun 40 kota itu uang siapa? Kalau pakai APBN itu jelas uang pajak kita, kita perlu cermati. Riset harus menjadi basis kita, jangan fast track, membangun bangsa dan negara kok fast track itu gimana?,” ujar Bambang Pacul.
Debat cawapres, bahasa Mahfud MD terlalu akademis
Lebih lanjut politisi asal Sukoharjo tersebut juga mengomentari pakaian adat Madura Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar Pranowo. Menurutnya, itu cara pendekatan Mahfud kepada warga Madura.
“Pak Mahfud tampilan fisiknya menunjukkan asal beliau dari Madura. Itu mau membuat bonding dengan kawan Madura disana, dan menunjukkan ‘ini aku ada anak bangsa suku dari dikau, Bangsa Indonesia juga. Aku sebagai wapres tidak malu pakai pakaianmu,” terangnya.
BACA JUGA: Putusan MKMK Resmi Copot Ketua MK Anwar Usman, Begini Tanggapan Bambang Pacul
Selama debat berlangsung, Pacul menilai Menpolhukam RI itu menjelaskan sesuatu secara akademis. Tak salah, substansi yang Mahfud sampaikan cenderung runtut dan memerlukan penjelasan lebih dari waktu yang KPU tentukan. Kendati demikian, Pacul yakin dengan Mahfud MD sebagai ahli hukum dan tokoh nasional yang ‘bersih’.
“Pak Mahfud adalah orang yang akademik sekali, sehingga bahasanya harus runtut dan panjang. Waktu dua menit atau satu menit tidak cukuplah untuk beliau menjelaskan. Kita sudah paham lah siapa Pak Mahfud, semua sudah tahu dia adalah ahli hukum dan sejarahnya panjang. Kita tahu dia orang bersih,” tandasnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto