SEMARANG, 23/3 (BeritaJateng.tv) – Proyek pengolahan sampah energi listrik (PSEL) di Kota Semarang masih dalam tahapan pembuatan dokumen. Dokumen ini sebagai syarat untuk masuk tahapan lelang bangunan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Bambang Suranggono mengatakan, persiapan program PSEL cukup panjang mengingat banyak dokumen yang harus dipersiapkan.
Proyek ini akan dilakukan dengan sistem kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).
Pengerjaan bangunan PSEL diperkirakan pada 2023 mendatang. Harapannya, operasional PSEL dapat mulai dilakukan pada 2024.
“Kami sedang mempersiapkan dokumen PSEL. Ini sistemnya KPBU. Persiapannya cukup panjang. Pengerjaan pada 2023, harapannya 2024 awal operasional,” terang Bambang, Minggu (20/3/2022).
Menurut Bambang, progam PSEL ini berbeda dengan inovasi yang sebelumnya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang untuk penanganan sampah yakni pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).
PLTSa merupakan inovasi dengan sistem sanitary landfill dan control landfill.
Sampah di TPA Jatibarang diubah menjadi tenaga listrik dengan cara menutup membran. Ada 15 sumur bor untuk memutar turbin.
Dia menilai, hingga kini PLTSa berjalan sesuai kesepakatan antara PT Bhumi Pandanaran dan PLN. Hanya saja, gas methan mulai menurun.
“Sekarang mulai menurun potensi gas methannya, ini tahapan servis supaya kapasitas gas methan untuk menghasilkan 0,8 bisa optimal kembali,” ujarnya.
Bambang melanjutkan, inovasi PLTSa ini hanya berguna mengurangi gas emisi yang ditimbulkan dari tumpukan sampah.
Gas yang mencemari lingkungan diambil. Sedangkan, sampah padat masih ada namun sudah ditutup membran sehingga tidak akan longsor atau tumpah.