SEMARANG, beritajateng.tv – PSIS Semarang menghadapi tantangan besar terkait kondisi finansialnya. CEO PSIS, Yoyok Sukawi, menyebut bahwa utang klub saat ini mencapai Rp45 miliar, hasil dari akumulasi biaya operasional sejak 2021 hingga 2024.
Isu ini memicu kekhawatiran atas stabilitas klub, namun manajemen telah menyusun langkah strategis untuk mengatasinya.
Menurut Yoyok, sebagian besar utang PSIS tersebut, sebesar Rp23 miliar, telah keluarganya talangi. Sisanya yang menanggung ialah pemegang saham lain dan pihak eksternal.
BACA JUGA: Jelang Laga Derbi Jateng, Gilbert Agius Ingin PSIS Semarang Tekuk Persis Solo: Jauhi Zona Degradasi
“Tanggungan ini muncul karena operasional klub yang terus berjalan selama tiga tahun terakhir,” ujar Yoyok Sukawi usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Semarang, Jumat, 17 Januari 2025 lalu.
Strategi utama yang akan diterapkan melibatkan penawaran saham. Sesuai aturan, saham terlebih dahulu akan ditawarkan kepada pemegang saham lama selama 14 hari.
“Jika tidak ada yang berminat, saham ini akan kami tawarkan kepada investor baru untuk melunasi utang tersebut,” jelasnya.
Yoyok siap lepas saham mayoritas di PSIS Semarang
Pemegang saham yang bersedia menambah modal akan mendapat kepemilikan sebesar 43 persen di PSIS.
“Jika ada pemegang saham yang membeli seluruh saham ini, dia otomatis akan menjadi pemegang saham mayoritas,” tuturnya.