Dikatakannya, loss learning menjadi pertimbangan PTM 100 persen dillaksanakan. Terkait temuan adanya guru yang tak taat prokes, menjadi instrospeksi pihaknya. Upaya menjaga prokes bisa dilakukan dengan penerapan sistem shift.
“Hampir mayoritas sekolah melakukan shift, risikonya guru kerja sampai sore. Cara ini membuat prokes bisa dijaga dengan jarak dan kapasitas di kelas 50 persen,” paparnya.
Menurut Syamsudin, kebijakan penghentian PTM tetap merujuk pada pertimbangan yang kompleks dan apabila ada kejadian darurat.
“Evaluasi setiap minggu dilakukan. Saat ini kondisi masih aman, tapi tetap harus waspada. Varian Omicron sudah masuk. Kami sepakat vaksin menjadi benteng kita,” katanya.
Sementara Wakil Rektor III Unisri Sutoyo mengatakan, pembelajaran daring dibandingkan tatap muka hasilnya tetap berbeda. Dia menilai kebijakan PTM 100 persen sudah tepat. Ini maknanya peserta didik masuk semua, hanya ada pengurangan waktu belajar. (RI)