Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang sendiri terus melakukan pelatihan peningkatan kapasitas SDM pariwisata, dan memfasilitasi promosi desa wisata.
“Kami juga menggelar pelatihan pramuwisata, pelatihan tour planner dan membuat sertifikasi. Di bidang promosi sudah ada aplikasi Apiks yang isinya lengkap mulai dari akomodasi, hotel, destinasi, hingga desa wisata,” tandasnya.
Kepala Desa Kalisidi Dimas Prayitno Putra mengatakan, peran Pokdarwis sangat penting dalam pengelolaan desa wisata. Dia mencontohkan Rest Area Sinongko di Desa Kalisidi yang menyasar segmen pasar anak muda, petualang, dan penjelajah.
“Awal mulanya sederhana, karena banyak tamu desa kalau cari tempat makan jauh. Maka pada 2018 dibangun warung menggunakan dana desa. Kemudian tahun 2021 disupport bantuan pengembangan objek wisata dari Kementerian Desa, jadilah Rest Area Sinongko ini,” paparnya.
Dia menuturkan di Desa Kalisidi potensi wisatanya cukup banyak. Mulai air terjun Curug Lawe, kuliner, hingga wisata ritual. Banyak juga kunjungan dari sekolah yang melakukan live in di Desa Kalisidi.
Ketua Pokdarwis Katurangga Nurohmat menjelaskan, Rest Area Sinongko ramai dikunjungi saat akhir pekan. Omsetnya mencapai Rp 300 ribu – Rp 1 juta per hari. Penghasilan tersebut cukup untuk menjadikan Pokdarwis terus berkembang. (adv)
editor: ricky fitriyanto