“Selama semua hal itu dilakukan, itu akan mengurangi jumlah virus rabies secara cukup bermakna. Jadi kalau jumlah virus rabies berkurang, otomatis derajat menularnya penyakit akan berkurang,” imbuhnya.
Dokter sarankan pemberian vaksin atau serum sebagai cara mencegah rabies
Selain langkah-langkah tersebut, dr Novie menekankan poin jika kasus gigitan anjing terjadi pada daerah endemis rabies. Maka perlu ada observasi hewan dengan mengkandangkan hewan yang melakukan gigitan. Setelah itu lakukan pengamatan selama 10 – 14 hari.
“Bila hewan hidup tidak perlu vaksinasi, tapi jika hewan mati, periksa ke laboratorium kesehatan untuk melihat apa ada virus rabies atau tidak. Bila ada virus rabies lanjutkan pemberian vaksin anti rabies dan serum anti rabies,” ungkap dr. Novie.
Melihat kembali beberapa kasus rabies di Indonesia, dr. Novie turut menyayangkan keterbatasan serum anti rabies. Daripada vaksin, serum memiliki efektivitas hampir 80 persen mencegah penyebaran virus rabies pada tubuh manusia.
“Meski begitu, jangan terlalu takut sebab dengan vaksin anti rabies memiliki efektivitas 70 persen,” ucapnya.
Terakhir, dr. Novie menyebut bahwa rabies memang mematikan, namun tetap ada cara pencegahan rabies.
“Maka lakukan vaksinasi dan juga mengurangi hewan-hewan liar, dan mari kita lakukan langkah tenang bila terkena gigitan anjing,” pungkasnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto