SEMARANG, beritajateng.tv – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang terus mendorong target luas tambah tanam (LTT) guna mendukung ketahanan pangan nasional. Di sisi lain, pertanian di daerah ini juga masih menghadapi persoalan, berupa kerusakan infrastruktur irigasi sekunder maupun tersier yang butuh perhatian.
Pasalnya, kerusakan tersebut hampir merata di 19 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Semarang, terutama di kawasan pertanian pangan.
Terlebih, faktor utama untuk menopang produktivitas pertanian ialah jaminan ketercukupan air melalui infrastruktur irigasi yang baik serta memadai.
Berdasar data Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan Kabupaten Semarang, lebih dari 200 kilometer irigasi sekunder dalam kondisi rusak.
BACA JUGA: Truk Muatan Kayu Terguling Saat Hendak Masuk Jembatan Timbang, Ini Kronologinya
Belum lagi kerusakan saluran irigasi tersier yang jumlahnya perkiraan jauh lebih banyak daripada dengan panjang infrastruktur saluran irigasi sekunder.
“Sehingga, ini juga perlu mendapat perhatian,” kata kepala dinas terkait, Moh. Edy Sukarno, di Ungaran, Kamis, 7 Agustus 2025.
Edy juga menyampaikan, masalah itu belum termasuk saluran tersier yang memang sampai saat ini belum terbangun di sejumlah wilayah Kabupaten Semarang.
Kerusakan irigasi Sekunder di Kabupaten Semarang
Sementara itu, kerusakan irigasi yang dimaksud mulai dari kategori rusak ringan, sedang, dan berat. Dengan kondisi tersebut, untuk melakukan perbaikan jelas butuh anggaran yang besar.
“Alhamdulillah, program Presiden Prabowo untuk irigasi pendukung pertanian ada kerja sama antara Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian,” jelasnya.
Harapannya, tutur Edy, pembangunan infrastruktur pertanian sekarang bakalan menjadi lebih linier.
“Ketika ada waduk, tidak hanya saluran primernya yang dibangun, tetapi saluran irigasi sekundernya juga dibangun nyambung dengan irigasi tersiernya,” ucapnya.