Sehingga, kata Edy, sistem irigasinya terkoneksi guna menopang kebutuhan pertanian setempat.
“Kalau selama ini daerah irigasinya dibangun di wilayah A, sementara saluran tersiernya di wilayah B, sehingga tidak terkoneksi satu sama lain,” jelasnya.
BACA JUGA: Dukung Ketahanan Pangan, Polres Semarang Gelar Penananam Jagung di Lahan Pesantren
Terkait target LTT pertanian pangan di Kabupaten Semarang dalam mendukung ketahanan pangan nasional pada tahun 2025 ini mencapai 41 ribu hektare.
Terakhir target terebut Pemerintah Pusat tambah lagi dengan adanya bantuan alat mesin pertanian kepada gapoktan maupun poktan. Maka, dari target semula 41 ribu hektare, kini bertambah lagi 1.000 hektare.
“Sehingga total LTT di Kabupaten Semarang tahun ini mencapai 42 ribu hektare,” tandas Edy.
Mukhlisno, Ketua Gapoktan Al-Amin, Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat, mengamini kondisi sejumlah saluran irigasi tersier yang kondisinya butuh pembenahan.
Menurutnya, lahan pertanian di wilayah Desa Gogik relatif tidak menghadapi kendala pengairan, karena memang dekat dengan sumber mata air yang melimpah.
Namun, apabila tak ada pembenahan kerusakan irigasi tersier, maka bisa mengakibatkan pembagian air kepada petani tidak merata. “Terlebih pada saat musim kemarau, karena debit air juga menyusut,” jelasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi